Santunan anak
yatim yang diadakan oleh RW 008 Pisangan Ciputat banyak sekali menimbulkan
kontrofersial diantara warga, penduduk asrama dan penanggung jawab acara
tersebut.
“kok santunan
anak yatim dangdutan sih?” begitulah sindiran-sindiran dari penduduk asrama
putra dan asrama putri Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Ciputat.
Senin malam
(09/11) RW 008 menyelenggarakan santunan anak yatim dengan mendirikan panggung
konser didepan asrama pengkaderan organisasi IMM Cabang Ciputat. Namun, banyak
sekali mahasiswa diluar lingkup penduduk asrama IMM menganggap bahwa acara
tersebut diselenggarakan oleh penduduk IMM dan anggapan tersebut kebanyakan
berbau negatif. “kok organisasi Islam mengadakan acara konser dangdut, gak
pantes banget!” begitulah anggapan-anggapan dari mahasiswa diluar penduduk
asrama yang memang tidak tahu-menahu seputar acara tersebut.
Anggapan-anggapan
yang keluar dari
mahasiswa diluar penduduk asrama tersebut memang dianggap wajar. Karna acara tersebut diselenggarakan bertepatan di depan asrama pengkaderan organisasi IMM dan konsep acara tersebut dinilai sangat kurang Islami. Sebagaimana ungkapan yang dipaparkan oleh M Rahmad salah satu warga asrama putra IMM ketika diwawancarai di aula Fastabiqul Khairot Selasa (10/11) “menurut saya konsepnya sih sudah bagus, ‘santunan anak yatim’ tapi kenyataanya, konsep tersebut tidak sesuai dengan esensinya, esensinya itu lebih kepada hiburan-hiburan semata. Lagi pula kalau RW mau ngadain acara santunan anak yatim pun, caranya jangan seperti itu dong! Kalau mau santunan, ya langsung aja gitu kasih ke anak yatim gak usah dipamer-pamerkan. Ini malah seperti riya saja.”
mahasiswa diluar penduduk asrama tersebut memang dianggap wajar. Karna acara tersebut diselenggarakan bertepatan di depan asrama pengkaderan organisasi IMM dan konsep acara tersebut dinilai sangat kurang Islami. Sebagaimana ungkapan yang dipaparkan oleh M Rahmad salah satu warga asrama putra IMM ketika diwawancarai di aula Fastabiqul Khairot Selasa (10/11) “menurut saya konsepnya sih sudah bagus, ‘santunan anak yatim’ tapi kenyataanya, konsep tersebut tidak sesuai dengan esensinya, esensinya itu lebih kepada hiburan-hiburan semata. Lagi pula kalau RW mau ngadain acara santunan anak yatim pun, caranya jangan seperti itu dong! Kalau mau santunan, ya langsung aja gitu kasih ke anak yatim gak usah dipamer-pamerkan. Ini malah seperti riya saja.”
Acara santunan
anak yatim tersebut berlangsung selama 3 jam. Mulai dari pukul 22.30 sampai
dengan pukul 24.30 WIB. Namun setelah acara itu berakhir, keesokan harinya,
ketika M Rahmad menyapu halaman asrama, ia menemukan banyak sekali tutup-tutup
botol minuman karas (miras) berserakan di depan halaman asrama dimana acara itu
berlangsung. “kemaren saya liat saat pagi nyapu, banyak tutup botol miras yang
berserakan di depan halaman asrama. Saya merasa prihatin melihatnya. Secara
sebagai institusi yang penuh pendidikan, masa didepannya ada konser dangdut? Di
depan IMM gituloh, nah secara otomatis pasti IMM ikut tercoreng.” tegasnya.
Bahkan ia berpendapat, jika RW 008 mengadakan acara sesuai konsep pun ia akan
menolak. Kecuali jika acara tersebut memang diadakan oleh institusi sendiri.
Hal ini
bertentangan sekali dengan pendapat Lia Rahmat selaku ketua pelaksana sekaligus
anak dari ketua RW 008. “Itu bukan santunan anak yatim ya. Itu konser amal.
Jadi acara yang seperti ini memang sudah biasa kami selenggarakan. Kebetulan
lokasi yang tepat itu memang di depan asrama IMM. Kami sudah dapat izin kok
dari ketua asrama. Kami pun tidak sembarangan menyelenggarakan acara itu. Kami
udah buat peraturan kok larangan buat mabok-mabokan kepada semua warga. bahkan
kami pun mengundang kapolsek cabang Ciputat buat jadi pengaman selama acara
berlangsung.” jelasnya saat diwawancarai didepan kantor RW 008, Rabu (12/11).
“kalau adek mau tau, biduan-biduan yang hadir kemaren itu enggak dibayar kok.
Malahan mereka yang membayar kita, uangnya buat anak-anak yatim yang ada di RW.
Acara ini juga tujuannya untuk merangkul warga-warga yang ada disini. Karna
banyak sekali diluar daerah Ciputat itu sendiri ormas-ormas yang tidak akur.
Nah, acara-acara yang seperti inilah yang membuat ormas-ormas yang satu dengan
yang lainnya itu akur.” lanjutnya.
Ketua asrama
IMM sempat ingin membatalkan perjanjiannya itu kepada ketua pelaksana, tapi
pembatalan ini diprotesi oleh Lia Rahmat selaku ketua pelaksana acara santunan
anak yatim tersebut. “saya sempat kesal juga sama ketua asrama. Masa kita udah
bikin janji dari hari Jumat. Eh, pas mau hari H nya, seenaknya aja dia mau
batalin janji. Emang siapa dia. Kalau mau batalin ya jangan mendadak lah.
Soalnya surat sudah kita sebar, panggung juga udah kita pesen, tinggal
masangnya doang. Kalau adek ada di posisi saya pasti kesel lah.” jelasnya.
Kontrofersial
yang terjadi antara warga, penduduk asrama dan RW dianggap wajar. Semua itu
kembali kepada diri kita sendiri. Bagaimana caranya kita memposisikan diri kita
agar dapat menjadi analisa yang baik. Keduanya tidak salah dan tidak pula
dibenarkan. Hal ini tergantung bagaimana cara kita menyikapinya saja. Kita
tidak boleh menilai suatu hal tanpa analisis yang baik. Kita pun tidak boleh
menilai suatu hal hanya dari luarnya tanpa adanya pembuktian oleh diri sendiri.
Ibarat makanan, kita tidak akan bisa dan tidak boleh menelan makanan mentah
tanpa dimasak terlebih dahulu. Begitu pula dengan sebuah informasi. Janganlah
kita menerima suatu informasi dari orang lain secara mentah-mentah tanpa kita
matengin informasi itu dengan cara mencari kebenaran informasi tersebut dengan
banyak sumber yang pasti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar