Lihatlah ke
langit, Tuhan sedang tersenyum kepadamu. Kau tak sendiri denagn semua beban
yang kau pikul. Tuhan malah senang kau memohon kepadaNya untuk kau menemanimu,
bahkan dalam kurun waktu yang kau mau.
Lihatlah sekitar,
semesta alam pun sedang tersenyum kepadamu. Kau tak sendiri dengan semua
masalah yang kau pikirkan. Tinggal bagaimana engkau
tersenyum kembali kepada mereka. Tak terbayangkan bagaimana damainya dunia kejam ini, jika semua tersenyum.
tersenyum kembali kepada mereka. Tak terbayangkan bagaimana damainya dunia kejam ini, jika semua tersenyum.
Lihatlah kebawah,
dan tersenyumlah sendiri. Tersenyum karena malu sengan peransangka buruk kita
selama ini. Malu dengan kedamaian yang tak disyukuri dan malu kara kesadaran
yang masih tersembunyi. Taggerang. Sabtu, 10/10/15.
Mempertahankan
presepsi sangatlah sulit. Apalagi dengan bisikan yang seperti menghasut dari
yang lain. Oh Tuhan, janjimu pasti. Kuselipkan doa pada tetesan air yang
menumpag pada dahan daun yang ada di daerah kami yang jarang hujan ini. Ku
selipkan doa pada ujung langit yang terik. Dan kuselipkan doa pada tanah yang
gersang nan indah ini. Tak ada maksud merendah merendahkan ciptaanmu. Justru
ini adalah bentuk syukur atas segala peristiwa alam yang dapat ku selipkan
setitik doa dan harapan. Tanggerang. 11/10/15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar